KHOTBAH
PEMBEKALAN & UJIAN LPP
1 TAWARIK 29
: 1 – 5
“
PEMBANGUNAN RUMAH ALLAH ”
by. Cln. Pdt. Rommel Simamora, S.Th
I.
PENDAHULUAN
Gereja adalah tubuh Kristus yang menjadi tempat dimana
pemberitaan Firman dan layanan sakramen dilakukan. Rumah Allah yang dikatakan
dalam teks ini mengarah kepada bahasa ibrani ”le bayit ” yang dapat diartikan kepada
rumah Allahku, sehingga melalui kata ini yang dimaksudkan adalah rumah milik
kepunyaan Allah, yang mana rumah Allah ini sebagai tempat yang dikultuskan dan
diyakini bahwa Allah berada ditempat kediamanNya. Daud bermaksud untuk
mendirikan rumah perhentian untuk tabut perjanjian Tuhan dan untuk tumpuan kaki
Allah, akan tetapi Allah tidak memilih Daud untuk melaksanakan pembangunan bait
suci Allah sebab Allah menyadarkannya bahwa dia telah banyak menumpahkan darah
(1 Tawarik 28:2-3).
Daud menyerahkan kepada Salomo anaknya rencana untuk
meneruskan pembangunan bait suci. Maka Daud memberikan pesan dan penguatan agar
Salomo kuat dan teguh, untuk melakukan pekerjaan besar ini, demikian juga untuk
tidak takut dan tawar hati, sebab Tuhan Allah menyertai Salomo. Pembangunan
rumah Tuhan bertujuan untuk tempat
ibadah bangsa Israel dan sebagai kerinduan dan kecintaan umat Tuhan untuk
beribadah kepada Tuhan. Demikian juga membuat
negeri yang dipimpin oleh Daud menjadi termasyur dan kenamaan sebab Allah
berdiam ditempat dimana bait suci Allah dibangun.
II.
KHOTBAH
Bangunan bait suci di
Yerusalem yang dibangun Raja Salomo ini sangatlah luar biasa besar dan luasnya
(2 Tawarik 3). Oleh karena itulah beberapa hal yang dapat kita perhatikan dalam
teks ini, yaitu:
1.
Pembangunan bait suci bukanlah
kediaman manusia tetapi kediaman Tuhan Allah (Ayat.1).
Pemilihan Allah sangatlah tepat bagi Salomo untuk mendirikan
bait suci bagi Allah. Pembangunan bait suci Allah ini benar-benar menunjukkan
bahwa Allah mau menyatakan kepada Daud bahwa Allah berkenan atas Salomo sebab
dia tidak ada menumpahkan darah. Demikian juga Salomo dipakai Allah untuk melanjutkan
tugas kepemimpinan dari ayahnya Daud dengan strategi dari kepemimpinan bukan
lagi dengan kekuasaan terhadap perang yang memakan korban akan tetapi Tuhan
melihat kepemimpinan Salomo adalah seorang pemimpin yang penuh hikmad dan
kebijaksanaan. Raja Salomo yang masih mudah dan kurang memiliki pengalaman ini,
yang sekalipun muda tetapi Allah memakainya sebab bila Tuhan memakai manusia
sebagai alat Tuhan untuk melaksanakan pekerjaan besar ini, maka terlaksana
segala sesuatunya, sesuai dengan keinginan Tuhan.
Begitu antusiasnya Daud mendukung pembangunan bait suci
sehingga dia memberikan persembahannya untuk pembangunan. Pembangunan yang
bertujuan untuk kepemilikan rumah Tuhan ini, sebagai persembahan yang mulia,
dan tanda ucapan syukur atas kasih setia dan penyertaan serta berkat dari Tuhan.
Pembangunan bait suci Allah ini, bukanlah seperti pembangunan untuk tempat
kediaman manusia. Oleh karena itulah beberapa hal yang dapat dilihat dari
pembangunan bait suci ini, adalah:
a.
Rencana
Allah bagi Salomo untuk mendirikan Rumah Tuhan. Dengan demikian dapat diketahui
bahwa Allah benar-benar memakai peran dari umat-Nya untuk menyatakan
kehendak-Nya untuk pembangunan rumah Tuhan, sehingga pembangunan rumah Allah
tidaklah dilihat atau didasarkan dari kekuatan seseorang untuk melakukannya,
tetapi Allah berkenan bagi umat yang ditetapkan-Nya. Sehingga Allah berkenan
kepada Salomo bukan kepada Daud.
b.
Pembangunan
bait suci Tuhan yang membutuhkan banyak material dan juga ahli tukang dan
perancang bangunan yang profesionanl. Pembangunan bait suci ini memperkirakan
banyak dana yang dikeluarkan, bahan bangunan yang dipakaikan banyak berasal dari
luar daerah, demikian juga dengan para tukang bangunan dan ahli bangunan
memakai tenaga dari luar.
c.
Pembangunan bait suci ini menggambarkan bahwa
di Yerusalem nantinya sebagai tempat keagamaan dan pelaksanaan ritus keagamaan
yang termasyur, sebab tabut perjanjian Allah ditempatkan disana.
2.
Pembangunan membutuhkan kemampuan
dalam membangun dan juga dana atau
materi yang dipergunakan. (ay.2-4).
Pembangunan
bait suci ini terlaksana dengan baik bila keinginan dan kemampuan yang dimiliki
dapat dipersembahkan. Daud sebagai seorang pemimpin bukan hanya dengan
perkataan tetapi dalam tindakan atau kesertaannya dinyatakannya. Hal inilah
mendorong bangsa-bangsa dibawah naungannya memberikan persembahan untuk
pembangunan bait suci. Daud mengumpulkan berbagai-bagai banyak dan jenisnya
bahan bangunan untuk dipersembahkan dalam bait suci Allah. Sumbangan yang
dipersembahkan adalah sesuatu yang berharga dan memiliki nilai-nilai khusus dan
yang terbaik.
Kecintaan
terhadap rumah Allah dinyatakan oleh Daud, dengan memberikan yag terbaik dari
yang dimilikinya. Daud menyadari bahwa seluruh hidupnya berawal dari Allah yang
memelihara, menguatkan dan menolong dia hingga mampu melakukan kehendak Tuhan
dengan memimpin bangsa Israel. Hal inilah mendorong Daud untuk kecintaan terhadap
bait suci. Sehingga kecintaan terhadap bait suci Allah inilah membangun Daud
untuk bersyukur atas penyertaan Tuhan dalam hidupnya.
3.
Persembahan untuk pembangunan bait
suci Allah.
Bagaimanakah
kita dapat melihat betapa luar biasanya pemberian sumbangan untuk bait suci
Allah yang berawal dari sesuatu yang
berharga, yang dimiliki untuk disumbangkan demi terwujudnya dan kerinduan akan
rumah Tuhan. Sehingga bagaimanakah umat Tuhan saat sekarang ini, sudah
sejauhmanakah memberikan hati dan pemikiran serta sumbangannya untuk rumah
Tuhan? Demikian juga bagaimanakah peran dari para pelayan yang melayani di
rumah Tuhan memberikan hati, pemikiran dan juga sumbangan yang disampaikan
untuk melaksanakan atau menyukseskan pembangunan rumah Tuhan?
Sejauh
pelayanan yang telah diikuti, hal yang berharga sekali dirasakan adalah
kesertaan dalam membangun bait suci Allah. Oleh karena itu, tidaklah semua
kesempatan, atau kepada seseorang yang dipakainya untuk dipercayakan membangun
bait suci Allah. Peran dari para pelayan atau pendeta untuk pembangunan bait
suci atau gereja saat sekarang ini sangatlah diperlukan, sebagaimana dalam
pembangunan yang diharapkan adalah pembangunan yang benar-benar terjun untuk
memberikan sumbangan yang didasarkan dengan kerelaan serta membangun kepercayaan
dan motivasi jemaat untuk memberikan sumbangannya. Sumbangan yang didasarkan
atas kerelaan dan benar-benar sebagai tanda syukur atas pemberian Allah kepada
jemaat.
III.
APLIKASI
DAN SASARAN YANG DIKEMBANGKAN
Pembangunan gereja saat sekarang ini
dan untuk kedepannya adalah pembangunan yang dapat dilihat dengan strategis
pembangunan yang lebih mantap dan jemaat benar-benar mendukung. Banyak hal
strategi yang dapat dibangun untuk menyukseskan pembangunan gereja. Mungkin
sekali sering gereja mengadakan pengumpulan dana untuk pembangunan gereja
dengan membuat kegiatan seperti marlelang, menjalankan proposal, dsb.
Sebagaimana dapat dilakukan dengan mengadakan pengumpulan dana berupa janji
iman jemaat, hal ini menjadi jemaat memberikan sesuai dengan kerelaan hatinya
dan bahkan kesempatan jemaat untuk memberikan sumbangannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar