Selasa, 11 Oktober 2011

Yosua 14:7-11


KHOTBAH KEBAKTIAN MALAM
LATIHAN PERSIAPAN PELAYAN HKI
Yosua 14:7-11,          07 Oktober 2011

Cln. Pdt. Beresman Nahampun, S.Th


Pendahuluan
Suadara-saudara yang terkasih dalam Kristus Yesus...
Kita telah melalui LPP ini dengan baik, walau menguras tenaga dan pikiran yang terhitung 2 Minggu lamanya. Respon atas pembekalan ini, ada saja merasa capek, lelah, kurang bermanfaat, merepotkan, merasa tertekan dll. Di pihak lain, ada yang menganggap, ini adalah tempat menggali pemahaman yang benar tentang ajaran HKI, bekal untuk memperlengkapi dalam pelayanan, peluang pengembangan dirinya, dll.
Kedua sikap ini dapat kita golongkan dalam bentuk, yakni berpikir negatif dan berpikir posit pada satu objek yang sama yakni pembekalan LPP. Pola pikir negatif mewakili karakterpesimis dan pola pikir positi menimbulkan sikap optimis.
            Setiap yang berpikir negatif atau pesimis dia telah mengurangi peluang atau membatasi dirinya tentang apa yang seharusnyua dapat dia raih. Sedengakan orang yang berpikir positif atau optimis adalah telah dan menang satu langkah dalam meraih yang bernilai atau berarti bagi dirinya. Orang yang optimis selalu mengharapkan dan dapat mewujudkan yang terbaik bagi dirinya. Orang ini akan selalu mau bekerja keras karena ada harapan atau visi yang akan dia dapatkan.

Saudara-saudara...
            Hal ini dapat kita gambarkan melalui cerita singkat tentang dua orang marketing suatu perusahaan garmen atau pakaian. Perusahaan garmen tersebut mengutus dua orang marketing handalnya kesuatu daerah tertinggal misalnya ke Pelosok Jaya Pura. Ketika kedua orang tersebut berangkat, melihat dan menjelejahi daerah tersebut, lalu mereka pulang dan mempresentasikannya kepada pimpinannya. Apa yang terjadi saudara-saudara...

Pertama :   Marketing yang pertama mengatakan “disana tidak ada peluang penjualan produk kita karena mereka belum berpakaian atau tidak membutuhkan pakaian.

Kedua :       Marketing yang kedua mengtakan : “disana sangat besar peluang penjualan karena mereka sangat membutuhkan pakaian karena mereka belum berpakaian”.

Mereka memandang objek yang sama, pada waktu yang bersamaan, alat ukur yang sama tetapi melahirkan hasil yang berbeda. Melahirkan respon yang berbeda pula. Satu orang menganggap pekerjaan yang merugikan dan siasia. Sedangkan satu lagi menganggap suatu peluang untuk dapat lebih maju dan berkembang bagi perusahaannya.
Demikian halnya kita memandang pembekalan secara positif atau negatif. Ada di antara kita yang pesimis bahwa pembekalan hanya rutinitas saja. Ada juga yang berharap lewat pembekalan ini sebagai peluang memperlengkapi diri untuk dapat menjadi pelayan-pelayan yang handal.


Penjelasan Nats
Namun untuk lebih jelas, mari kita melihat pesan Alkitab yang tertuang dalam perikop kita hari ini.
Kalau kita baca ayat yang ke 10-11
10. Jadi sekarang, sesungguhnya TUHAN telah memelihara hidupku, seperti yang dijanjikan-Nya. Kini sudah empat puluh lima tahun lamanya, sejak diucapkan TUHAN firman itu kepada Musa, dan selama itu orang Israel mengembara di padang gurun. Jadi sekarang, telah berumur delapan puluh lima tahun aku hari ini;
11. pada waktu ini aku masih sama kuat seperti pada waktu aku disuruh Musa; seperti kekuatanku pada waktu itu demikianlah kekuatanku sekarang untuk berperang dan untuk keluar masuk.

Kaleb mengatakan : “saat ini aku telah berumur 85 Tahun dan masih sama kuatnya ketika aku berumur 40 Tahun”. Suatu keheranan, benarkah Kaleb pada usia 85 tahun sama kuatnya saat umur 40 Tahun ? Mari kita lihat Kaleb pada usia 40 Tahun. Mari kita perhatikan apa yang terjadi pada Bilangan 13 dan 14.
Disana di gambarkan...Ketika Musa mengutus 12 orang pengintai untuk mengintai Tanah Kanaan sebagaimana Tanah/atau negeri yang dijanjikan Tuhan kepada bangsa Israel. Ke 12 orang berangkat untuk mengamat-amati, keadaan negeri itu, apakah yang mendiaminya kuat atau lemah, apakah mereka sedikit atau banyak, apakah keadaan negeri itu baik atau buruk, dll. Mereka mengintai negeri itu lebih dari 40 hari lamanya. Dari ke 12 orang itu terdapat Yosua dan Kaleb. Lalu ke 10 orang lain, selain Yosua dan Kaleb menceritakan apa yang mereka lihat tentang gambaran negeri itu.
Ke 10 orang itu menceritakan bahwa , negeri tersebut  “memang negeri itu berlimpah-limpah susu dan madunya” . Hanya saja, mereka adalah bangsa-bangsa yang kuat dan berkubu-kubu. Karena perkataan ini, bangsa Israael itu gusar, ribut, ketakutan dan penuh penyesalan untuk mendengar dan mengikuti Perintah Tuhan keluar dari Mesar.
Kemudia Keleb menentramkan hati mereka, dan berkata, : “Tidak! Kita akan maju menduduki negeri itu, sebab kita pasti akan mengalahkannya”. Bangsa itu bukan malah tentram, justru marah dan hendak melempari Yosua dan Kaleb degan batu, serta berkata. Mereka adalah bangsa yang tinggi-tinggi, orangnya seperti raksasa, kami seperti belalang di hadapan mereka.
Kemudian Yosua dan Kaleb berkata (Bil. 14:8), “Jika Tuhan berkehendak kepada kita, maka Tuhan akan membawa dan memberikan negeri itu kepada kita”. Hanya, janganlah memberontak kepada Tuhan, dan jangan takut kepada bangsa itu, sebab mereka akan kita telan habis”. Dalam bahasa Batak dikatakan, “
Alai na so tupa manggunturi hamu dompak Jahowa, jala ndang jadi hamu tahuton mida bangso isi ni luat i, ai hira sagusagu do nasida sohalanta.
Saudara-saudara sekalian, dari pemaparan nats ini dapat kita lihat bahwa:
1.    Yang membuat Kaleb dapat berkata, bahwa kekuatannya sama dengan pada usia 40 Tahun adalah karena dia tunduk dan tidak memberontak kepada Tuhan.
2.    Kaleb percaya bila Tuhan berkehendak, apapun yang akan diberikan dan yang dijanjikan akan nyata.
3.    Kaleb berpikir posit tentang apa yang dia lihat. Kaleb berpikir optimis  tentang apa yang akan dia hadapi, karena Tuhanlah yang berperang kepada mereka.
4.    Bagi kaleb, bahwa bangsa tersebut akan dapat ditelan. Dalam bahsa Batak tadi dikatakan, “ai hira sagusagu do nasida sohalanta”.

Refleksi
1.    Tidak ada sesuatu apapun yang dapat mematahkan semangat kita dalam melayani jika kita mau berpikir Posotif dan bertindak Optimis. Sebab bila Tuhan bekehendak, jangankan kelulusan saudara-saudara untuk dapat menjadi pelayan-pelayan Tuhan, jauh lebih berat dan menggetarkan kita akan diperlengkapi dan dimenangkan, bila kita mau tunduk dan tidak memberontak kepadaNYa.
2.    Tantangan yang akan kita hadapi tidak akan berarti apa-apa, bahkan “songon
sagu-sagu do i sohalonta”. Kesulitan-kesulitan karena kelemahan kita, itu akan seperti roti yang akan kita telan yang akan mengenyangkan dan menambah asupan gizi dalam tubuh.Artinya, kesulitas tersebut, akan memberikan peluang kepada kita untuk lebih dewasa dan lebih matang, sebab Tuhan lebih dahulu berperang bagi kita.
3.    Tuhan Allah melalui Yesus Kristus memperlengkapi serta mengutus murid-muridNya untuk memberitakan Firman Allah. Memberitakan sukacita serta damai sejahtera bagi umat Tuhan. Proses dan peristiwa ini adalah optimisme atau yang kita sebut sebagai pengharapan murid-murid Yesus. Amin


Tidak ada komentar:

Posting Komentar