Gereja dan Organisasi

HKI Sebagai GEREJA atau Organisasi ?

Foto Kelompok 1, Beresman N, Sudung, Ramayanti, Anres,Yusuf dan mentor Pdt. MAE. Samosir

Hasil Diskusi Kelompok I

ANGGOTA KELOMPOK:

Ketua :            1. Beresman Nahampun

                        2. Hasudungan Siahaan

                        3. Anres Pasaribu

                        4. Yusuf Hutapea

                        5. Ramayanti Simorangkir

1. Apakah HKI sebagai Gereja atau Organisasi ?

HKI adalah sebagai Gereja dan bukan organisasi dengan alasan:

• Alasan kepemilikan Allah dan yang membentuk adalah Allah.
• Gereja itu harus dikelola denga otoritas pengajaran TuhanYesus sehingga Firman Tuhan yang hidup menjadi dasar Gereja HKI (Yakobus 1:22).
• Jika Gereja sebagai oraganisasi, itu menunjukkan bahwa gereja tersebut dibentuk oleh manusia dan milik manusia. Sedangkan HKI adalah Gereja, karena HKI milik Kristus dan persekutuannya dibentuk oleh Kristus bukan oleh manusia (pendiri). Manusia hanyalah sebagai alat atau phatner Allah dengan kata lain Allah lah yang memerintah HKI.
• Gereja HKI sebagai tubuh Kristus dan juga sebagai Organisme yang hidup (HKI ada dan hadir di tengah-tengah dunia), oleh karena itu, HKI memakai sistim organisasi untuk mengorganisir/mengelola/alat pelayanan yang disebut sistim pelayanan di HKI.

2. Apakah sifat-sifat Gereja terdapat dalam HKI ?

Selumnya kami terlebih dahulu menjelaskan sifat-sfat gereja secara umum berdasarkan Alkitab. Sifat-sifat yang ada dalam tubuh gereja adalah :

• Gereja adalah Kudus (sactam ecclesiam), sebab dipisahkan, diasingkan, disendirikan berbeda dari yang lain dalam bhs. Ibrani disebut qadosy (bnd. Yes. 6:3). Kekudusan itu bukan karena gereja kudus tetapi karena Kristus yang menguduskan (Flp. 1:1, 1 Kor. 1:2, Ef. 1:1, Rom 1:7).  
• Gereja adalah Am, dalam bhs. Latin catolikan yang berarti menyangkut keseluruhan atau umum. Untuk membedakan iman yang ortodoks dari bidat-bidat. Sifat Am yang dimaksud terbuka kepada semua orang dan tidak bersikap eksklusive (bnd. Mat. 28:19, Kis. 2:41, 1Pet. 2:9-10).
• Gereja adalah Esa bukan berarti seragam tetapi di tengah-tengah perbedaan itu ada kesatuan yang unik dalam tubuh Kristus (1Kor. 12:1-27). Keesaan gereja itu dilandaskan karena satu Allah (Joh. 17:21, Kis. 2: 44, Gal. 3:28, Ef. 4:4-6)

Setelah  kami memahami sifat-sifat gereja adalah Kudus, Am dan Esa, maka kami menyimpulkan bahwa sifat-sifat gereja tersebut semuanya ada dan hidup didalam tubuh gereja HKI.

3. Apakah tanda-tanda yang dimiliki HKI sehingga disebut Gereja ?

Menurut Enklar, seorang penulis sejarah gereja, mengatakan : “layak-tidaknya gereja disebut sebagai gereja hanya jika ada tanda-tanda persekutuan, bersaksi dan melayani dan jika ke tiga tanda ini tidak ada di satu gerja maka gereja itu tidak layak disebut gereja”.  Menurut kami, HKI memiliki ke tiga tanda itu, yaitu: persekutuan, bersaksi, melayani. Selanjutnya dengan itu, HKI adalah Gereja Lutheran yang mengikutkan didaskalia (Pedagogia) sebagai salah satu tugas penting dalam pelayanannya. 

4. Berikan pandanganmu tentang HKI saat ini dan harapanmu tentang masa depan HKI.

Pandangan kami terhadap HKI

• Menurut kami HKI telah melakukan ke empat tugas pelayanannya. Namun ada dua tugas pelayanan yang kurang mendapat penekanan pada saat ini, yaitu: (1) Aspek Diakonia: HKI belum maksimal menjadi alat atau mitra Allah menyampaikan kesejahteraan dan sukacita dari Allah yakni menyangkut social-politik, social-ekonomi, hukum, kesehatan dan pendidikan. (2) Aspek Didaskalia: HKI belum maksimal dalam membina anak SM, remaja, PNB, Jompo, hal ini tampak belum adanya buku-buku pendukung, pelayanan Full Time kategorial misalnya sebagai Guru sekolah, Remaja dll.

Harapan kami Terhadap Gereja HKI ke depan adalah :

• Hendaknya HKI dapat sebagai transformator/pasilitator untuk menjadi mitra Allah menyampaikan kesejahteraan dan suka cita dari Allah dalam bentuk melakukan pendidikan pertanian, kewirausahaan, penyuluhan kesehatan dll.
• Hendaknya HKI mempersiapkan dan melatih pelayan full time sesuai bidang pelayanan kategorial sehingga mereka dapat dengan mampu melayani/ mempersiapkan/mendidik atau sesuai kebutuhan segmen pelayanan tersebut.